Distorsi Suara Hujan, Simfoni Kenangan, dan Mesin Waktu
Diiringi Me and Mrs. Jones dari Michael Buble yang begitu sentimentil , entah kenapa waktu makan saya menjadi begitu lama. Ditambah hujan turun dengan derasnya di luar. Sampai pada satu waktu saya tergelitik oleh sebuah pertanyaan yang sepele.
Apa sebenarnya yang membuat hujan bisa membangkitkan ingatan masa lalu seseorang?
Ketika saya menengok timeline twitter, memang tidak ada penelitian ilmiah yang membuktikan fakta ini. Namun, ketika saya amati beberapa orang dalam rentang umur yang berbeda, kenyataannya memang benar bahwa hujan [seringkali] dapat membangkitkan kenangan atau ingatan masa lalu seseorang.
Saya sendiri ‘melihat’ banyak hal di tengah hujan. Saya merasa senang dengan derasnya rintik hujan menghantam permukaan lantai, tanah, semen, daun, aspal. Ber-irama. Keras. Ditambah lagi, tidak ada perubahan yang berarti dengan lingkungan tempat saya tinggal, yang semakin mengingatkan dengan banyaknya hal yang pernah terjadi dulu.
Saya sendiri ‘melihat’ banyak hal di tengah hujan. Saya merasa senang dengan derasnya rintik hujan menghantam permukaan lantai, tanah, semen, daun, aspal. Ber-irama. Keras. Ditambah lagi, tidak ada perubahan yang berarti dengan lingkungan tempat saya tinggal, yang semakin mengingatkan dengan banyaknya hal yang pernah terjadi dulu.
Source: serba-serbi-serba-ada.blogspot.com |
Di tengah-tengah hujan, pikiran didominasi oleh perasaan yang mengeluarkannya menjadi emosi. I have no idea what it is. Seperti merindukan sesuatu yang telah pergi. Sekali waktu, saya berada pada dimensi waktu yang berbeda, mundur ke tahun 1970. Melihat kakek-nenek tertawa lepas. Di hujan yang lain, saya kembali ke masa kecil. Bermain air hujan dan berlompatan di bawahnya tanpa beban. Rasanya seperti kembali bersua dengan sahabat kecil. Kini, tegur sapa tak menjadi rutinitas lagi. Kami tenggelam di lautan agenda masing-masing.Ah, rindu rasanya makan mi instan bersama. Simple joy.
Source: Flickr.com (username: butter in the sun) |
Tiba saatnya hujan berhenti. Saya ingat ketika terjebak hujan di rumah tetangga, saya ke teras rumahnya dan melihat tanah becek, kemudian pandangan saya pindah ke langit. Lalu pindah lagi ke pohon pisang, lalu kepada cacing yang naik ke teras. Motor-motor lewat dan gemuruh suara mobil di jalan besar yang tidak jauh dari rumah kami mulai terdengar. Semua terjadi setelah hujan, semua ada dalam harmoni.
Aroma tanah semakin menguatkan memori-memori tersebut. Aroma rumput yang basah tidak mau kalah. Mereka saling berebut masuk ke dalam indra pencium. Saya cinta aroma itu. Tenang. Lagi lagi, nostalgic. Melegakan nafas kerinduan kepada yang dahulu dan tak mungkin ada lagi di sini. Akhirnya, seringkali saya tertidur dalam hujan dan memeluk dingin yang segar dan bangun dengan rekaman-rekaman indah dalam kenangan.
Apakah kalian merasakan hal yang sama, bahwa hujan adalah mesin waktu alami, yang membawa kita terbang ketika ia turun?
Aroma tanah semakin menguatkan memori-memori tersebut. Aroma rumput yang basah tidak mau kalah. Mereka saling berebut masuk ke dalam indra pencium. Saya cinta aroma itu. Tenang. Lagi lagi, nostalgic. Melegakan nafas kerinduan kepada yang dahulu dan tak mungkin ada lagi di sini. Akhirnya, seringkali saya tertidur dalam hujan dan memeluk dingin yang segar dan bangun dengan rekaman-rekaman indah dalam kenangan.
Apakah kalian merasakan hal yang sama, bahwa hujan adalah mesin waktu alami, yang membawa kita terbang ketika ia turun?
Komentar
Posting Komentar