Diplomasi Mode: Pesan di Balik Fashion Statement yang Dikenakan Ibu Negara
You can have anything you want. IF YOU DRESS FOR IT.
-Edith Head
Foto Iriana Jokowi saat berwisata ke Ragunan. Tas Gucci yang dikenakannya membuat heboh Netizen. | Foto: Tribun News |
Dari satu presiden ke presiden lainnya, gaya busana ibu negara jarang menjadi sorotan publik. Ibu Ani Yudhoyono, misalnya. Jika mencarinya di Google dengan kata kunci 'pakaian Ani Yudhoyono', yang keluar hanyalah gaya batik, itu pun bahasan mengenai kekompakan batik yang digunakan keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada masa jabatannya. Ada sebuah media yang membahas mengenai perbandingan Iriana Jokowi dengan Ani Yudhoyono. Pada artikel tersebut, pendapat seorang desainer ternama menyarankan bahwa istri Presiden Joko Widodo perlu konsultan mode layaknya Ibu Tien Soeharto.
Penyanyi pop kaliber AS Beyonce juga mengenakan ta Gucci yang sama dengan Iriana Jokowi. | Foto: Tribun News |
Beberapa hari yang lalu, publik heboh dengan tas jinjing Gucci Dionysus Blooms Print Shoulder Bag yang digunakan oleh ibu negara kita. Tas jinjing yang proses desainnya diilhami oleh dewa pesta dari Yunani tersebut juga dipakai oleh para selebritas Hollywood, Beyonce salah satunya. Harga tas yang berkisar antara 30-45 juta rupiah dipandang publik sebagai suatu kemewahan yang berlebihan. Apa iya? Tidak juga, karena ternyata ibu negara yang menggunakan barang mewah bukan hal aneh lagi. Layaknya proyek mercusuar, di beberapa negara, ada pesan dan makna yang terkandung pada setiap potong pakaian dan aksesori mewah yang dikenakan oleh ibu negara.
Kontroversi Dua Sisi: Michelle Obama dan Melania Trump
Di Amerika Serikat, diplomasi mode melalui ibu negara sangat lumrah dilakukan. Pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, publik menebak-nebak desainer yang akan mendandani istrinya, Melania Trump. Sederet desainer seperti Tom Ford, Marc Jacobs, dan Phillip Lim terang-terangan menolak pakaian garapannya dipakai oleh Melania lantaran pernyataan Mr. Trump yang menomorduakan imigran, menolak LGBT, dan isu kemanusiaan lainnya.
Melania Trump dengan gaya busana individualnya. | Foto: The New Daily |
Belakangan diketahui bahwa Mrs. Trump kerap menggunakan gaun-gaun rancangan Ralph Lauren dan brand fashion asal Italia, Dolce and Gabbana. Yang terakhir disebutkan cukup menuai kontroversi. Stefano Gabbana terlibat perseteruan maya karena banyak yang menentang langkahnya. Gabbana lantas menepis komentar miring dengan pernyataan bahwa satu gaun bukan berarti pernyataan politik atau bentuk dukungan.
Andre Leon Talley, contributing editor majalah mode kenamaan Vogue, sempat mengomentari gaya berpakaian Melania Trump kepada CNN. Pendapatnya mengenai Melania Trump adalah seorang dengan gaya individual dan telaten dalam persiapan keseluruhan busananya. Semua pakaiannya adalah pilihannya, dan ia memilih pakaian yang menyatu sempurna dengan bentuk tubuhnya.
Mungkin Melania Trump tidak menggunakan medium fashion sebagai alat diplomasi, tetapi Michelle Obama melakukannya, setidaknya untuk mempromosikan para desainer dalam negeri. Semua dimulai pada momen Neighborhood Inaugural Ball, 2009 lalu. Michelle Obama mengenakan gaun off-shoulder putih rancangan Jason Wu.
Menyimpulkan gaya personal Michelle Obama selama masa pemerintahan suaminya, ia banyak memberikan kesempatan kepada desainer muda, menggunakan pakaian yang bisa diakses oleh semua orang, dan memperhatikan latar belakang kultural negara yang dikunjunginya. Yang ia kenakan memiliki makna lebih dalam dari pada sekadar baju bermerk yang mahal.
Ada begitu banyak ulasan mengenai Michelle Obama dan pilihan gaya berbusananya. Silakan lihat di sini dan di sini.
Lalu Bagaimana dengan Ibu Negara di Belahan Dunia yang Lain?
Jika kamu berpikiran kontroversi hanya ada di Indonesia dan Amerika, mungkin informasi ini akan sedikit membuka matamu. Di negara-negara lain, fashion statement yang digunakan sebagai alat diplomasi juga lumrah dilakukan. Sebagai konsekuensi, pendapat publik seakan terpecah karenanya.
Tas Dior yang dikenakan oleh Ri Sol-Ji terbuat dari kulit domba premium. | Foto: The Telegraph |
Istri Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, Ri Sol-Ji, tertangkap kamera menggunakan tas tangan karya rumah mode Dior. Harga tas Dior yang dikenakan Ri Sol-Ji dibandrol seharga £1,017. Kendati tidak bisa dipastikan apakah tas tersebut asli atau palsu, penampakan foto tersebut menuai opini miring media massa internasional. The Telegraph, media asal Inggris, menulis bahwa kemewahan tas tangan sang ibu negara berbanding terbalik dengan kondisi kemiskinan dan kelaparan di Korea Utara. Kemiskinan dan kelaparan menjadi pemandangan biasa di negara komunis tersebut sejak era 90-an.
Emmanuel dan Brigitte Macron pada momen inaugurasi. | Foto: The New York Times |
Brigitte Macron, ibu negara Prancis yang baru, mengemukakan ide revolusioner lewat pakaian yang dikenakannya pada momen inaugurasi Presiden Emmanuel Macron. Mengutip penuturan kolumnis mode di The New York Times -which happens to my ultimate favorite fashion column, Macron memilih jaket bernuansa militer dengan warna powder blue karya rumah mode Louis Vuitton. Menurut analisisnya, Mrs. Macron mencoba membahasakan visi Presiden Emmanuel Macron untuk membangun hubungan lintas batas negara yang berasaskan globalisasi tanpa melupakan sejarah Prancis.
Tak heran jika Mrs. Macron menjatuhkan pilihannya pada Louis Vuitton. Pesan ini seirama dengan visi direktur kreatif Luis Vuitton, Nicolas Ghesquiere, yang ingin memberontak stigma fashion selama ini. Pada helatan mode Paris Fashion Show Fall 2017, Ghesquiere mengungkapkan bahwa garis besar koleksinya untuk musim depan adalah misi menembus batasan formal dan penggabungan budaya, sehingga fashion bisa dijadikan sebagai penyampai pesan.
Bahwa konsep kekuasaan, penyampaian pesan dan makna politis, serta keindahan dapat berpadu adalah benar adanya, bahkan mungkin tak dapat dipisahkan.
yang comment soal ibu negara pakai tas gucci mah orang2 yang gak suka jokowi aja, berusaha menimbulkan kericuhan.
BalasHapuspayung lipat bagus dan murah