Diego Christian: Perjuangan Baru Saja Dimulai
Sore yang sibuk di distrik bisnis utama Jakarta memberikan kenyamanan yang berbeda. Memang hawanya tidak sehangat pantai menjelang matahari terbenam, namun nyaman ini membuat rindu kala jauh. Saya dan Diego Christian, sosok inspiratif yang dikenal orang sebagai penulis beberapa judul buku*, berada di tengah bisingnya Jakarta, membicarakan bisnis barunya.
"Aku percaya bahwa perilaku baik dan disiplin akan membawa kita pada kesuksesan," ungkap Diego menanggapi pertanyaan pembuka saya. Dia sedang mendeskripsikan bagaimana sebuah bisnis kecil yang sedang dibangunnya didasari fondasi disiplin dan kerja keras, lalu pintunya dibukakan oleh perbuatan baik tanpa pandang bulu. Bagi Diego, obrolan sederhana bisa jadi kesempatan bisnis besar. Maka dari itu, sebisa mungkin dia menjauh dari sifat angkuh.
Menangkap Peluang Bisnis Manajemen Influencer
Diego Christian, pendiri Aru Palaka Management. | Sumber: Instagram Diego Christian |
Aru Palaka Management, bisnis Diego saat ini, bergerak di bidang manajemen persona-persona bertalenta dan personal branding development. Kita biasa menyebutnya influencer, seseorang yang memiliki pengaruh di media sosial. Mereka membuat konten yang relevan dengan audiens dan komunitasnya masing-masing. Melihat relevansi konten, audiens, dan komunitas masing-masing, brand akan memasukkan produk dan identitasnya pada konten-konten tersebut. Jenis konten yang dibuat? Tentu banyak, tidak hanya berjualan secara terang-terangan, tetapi juga pengalaman atau experience dalam menggunakan sebuah produk.
Persepsi brand dalam bekerja sama denganSumber: Hootsuite. |
Mengapa memulainya dari influencer? Ada sebuah survey gagasan eMarketer yang hasilnya dirilis kuartal empat 2017, bahwa ketika brand bekerja sama dengan influencer, persepsi publik mengenai brand tersebut akan mengalami perubahan ke arah positif. Poin lanjutannya adalah bahwa diperkirakan anggaran brand untuk moda pemasaran melalui komunitas semacam ini akan meningkat. Survey tersebut dilakukan untuk pasar Amerika Serikat. Apakah di Indonesia terjadi hal serupa?
Berdasarkan laporan yang disusun oleh GetCraft, skena influencer di Indonesia dideskripsikan sebagai sebuah evolusi dari moda pemasaran mulut ke mulut. Ulasan jujur merupakan salah satu indikator utama dalam deskripsi tersebut. Efeknya terlihat beda jika melihat iklan di media konvensional seperti TV, radio, atau majalah. Media konvensional membuat audiens sadar sepenuhnya bahwa iklan sebuah produk dibuat semata-mata untuk tujuan promosi.
Lebih lanjut lagi, menggunakan selebritas juga menghilangkan esensi komunitas, karena influencer pada umumnya memiliki pola komunikasi dua arah, tidak seperti selebritas dan penggemar. Pada media yang dimiliki oleh influencer, pengalaman yang disaksikan dirasa personal dan memiliki efek call to action yang lebih kuat untuk menggunakan produk serupa, terlebih jika komunitasnya terbangun dengan kuat, sehingga pesan dari brand menjangkau komunitas dengan minat dan karakter yang spesifik. Kabar baiknya? Kini semua orang bisa menjadi influencer.
Lebih lanjut lagi, menggunakan selebritas juga menghilangkan esensi komunitas, karena influencer pada umumnya memiliki pola komunikasi dua arah, tidak seperti selebritas dan penggemar. Pada media yang dimiliki oleh influencer, pengalaman yang disaksikan dirasa personal dan memiliki efek call to action yang lebih kuat untuk menggunakan produk serupa, terlebih jika komunitasnya terbangun dengan kuat, sehingga pesan dari brand menjangkau komunitas dengan minat dan karakter yang spesifik. Kabar baiknya? Kini semua orang bisa menjadi influencer.
Kendati demikian, menjadi influencer harus siap dengan berbagai tantangan. Laporan yang sama menyebutkan bahwa tantangan para influencer sangat beragam, mulai dari pembayaran terlambat dari klien hingga penentuan harga yang membingungkan.
Tantangan yang dihadapi oleh para influencer. Sumber: GetCraft. |
Sebagai manajer, Diego bertugas untuk menjadi solusi terhadap tantangan-tantangan yang disebutkan di atas. Menjadi pihak yang berada di tengah-tengah, membuat kerja sama antara influencer dan klien berjalan mulus. Lalu, dari mana Diego memulai karirnya?
Perjalanan Karir
Diego melewati jalur karir yang cukup linier, dengan benang merah bidang media dan publikasi pada setiap tangga karirnya. Bakatnya diasah dan ditempa di stasiun TV visioner NET., yang banyak melahirkan talenta berbakat dan memolesnya menjadi bernilai komersil. Pada divisi Talent Management NET., Diego belajar mengelola sederet selebritas. Sisi bisnis mulai muncul hingga akhirnya ia memutuskan keluar dan berpidah ke agensi kehumasan dan periklanan yang juga memiliki divisi komunitas, Isobar. Membangun kerja sama dengan brand dan influencer dalam wadah agensi berlanjut di Lion & Lion. Selama itu pula, Diego mengembangkan network hingga ke ranah selebritas.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Saya Bekerja di Startup Bernama Foody Indonesia
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Saya Bekerja di Startup Bernama Foody Indonesia
Memulainya dengan Intuisi
Keluarga yang menjadi pendukung utama keberlangsungan karir Diego. | Sumber: Instagram Diego Christian. |
Diego percaya pada intuisi dan spontanitas. Pada suatu hari, dia terbangun dari tidur lalu merasa Arupalaka butuh lebih banyak perhatian darinya. Dengan spontan dia memutuskan untuk melayangkan surat pengunduran diri ke perusahaan rintisan asal Thailand di mana dia bekerja saat itu, Ookbee. Berbekal modal tabungannya, Diego mulai mengumpulkan aset untuk keberlanjutan bisnis Arupalaka.
Perjalanan membangun bisnisnya tidaklah mudah. Diego mendapatkan bantuan dan inspirasi dari orang-orang di sekitar. Berbicara mengenai inspirasi, tersebutlah sebuah nama, Mario atau biasa disapa Markoneng, yang sudah menggeluti bidang ini lebih dulu. Sejak tahun 2000, Markoneng membimbing karir banyak selebritas papan atas Indonesia.
Sosok Markoneng dengan sederet portfolio selebritas seperti (alm.) Julia Perrez, Arzeti Bilbina, Ririn Ekawati, hingga Temmy Rahadi, memberikan inspirasi kepemimpinan pada Diego. Keterampilannya membimbing nama-nama besar tersebut dari nol juga menjadi suntikan semangat bagi Diego untuk mencetak generasi penerus pada industri hiburan di Indonesia.
Perjuangan Baru Saja Dimulai
Talent di bawah naungan Aru Palaka Management. | Sumber: Instagram Aru Palaka |
Bukan bisnis namanya jika tanpa jatuh bangun. Kerap kali Diego berhadapan dengan orang muda bertalenta yang sadar akan potensinya, namun kadung mengangkat dagu terlampau tinggi di puncak popularitas. Seseorang menjadi sulit diajak bekerja sama, lantas membuat Diego bekerja dua kali lebih keras untuk membentuk ikon yang memiliki pribadi rendah hati.
"Bagaimanapun, hubungan bisnis akan lebih mudah dijalin dengan seseorang dengan kepribadian yang rendah hati. Hal itu akan memudahkan aku dalam menjaga citranya di depan klien dan publik, bahkan hingga menyusun jadwal."
Jangan dipikir yang dikerjakan oleh seorang manajer hanya menyusun jadwal saja. Titik vital pekerjaannya justru ada pada pembentukan citra dan reputasi untuk ditawarkan kepada klien yang akan menggunakan kanalnya. Semua diawali dengan membentuk kepribadian seseorang agar mudah diingat, lalu menyesuaikan karakter fisik, gaya busana, hingga jenis konten apa yang disukai oleh audiensnya. Dari situ seseorang akan mulai membangun komunitasnya sendiri. Di titik inilah semua taktik pemasaran dan kerja sama dengan merk tertentu dimulai.
Diego dan talents Aru Palaka Management. | Sumber: Instagram Diego Christian. |
Perjalanan panjang Diego sedikit demi sedikit menunjukkan hasil. Tidak kurang dari sebelas nama bergabung di bawah naungannya. Yang familiar di telinga saya adalah Nindy, Adelia Pasha, Nina Zatulini, Tities Sapoetra, Tyna Kanna Mirdad, dan Caca Tengker.
"Membangun persona mereka menjadi relevan butuh waktu yang tidak singkat, tapi aku terus berusaha menjaga mood agar mereka selalu enak diajak kerja sama. Di situ letak seninya, perjuangannya."
Bagi Diego, sukses tidak dapat disebut sukses jika dapat berpuas diri pada satu titik saja. Selalu ada titik lain yang harus dicapai, dan perjuangan menuju titik sukses selanjutnya baru saja dimulai.
_____
*Diego menulis beberapa judul buku fiksi, di antaranya adalah Travel in Love, Percaya, dan Thy Will be Done.
Komentar
Posting Komentar