Reza Akbar: The Self-Made Supreme Leader
Begitu tanggapannya sesaat setelah sesi presentasi saya selesai. Saat itu saya sedang menjalankan proses seleksi untuk posisi digital strategy lead di Froyo Story. Yang pertama terbayang dalam benak saya adalah takut dan bingung. Bagaimana tidak, tanggapan tersebut sungguh tidak disangka-sangka sehingga tidak bisa saya interpretasikan hanya dengan first layer thought.“Terima kasih untuk presentasi yang sangat berapi-api.”
Adalah Reza Akbar, Managing Director Olrange, sebuah biro iklan digital di Jakarta. Jika ditanya siapa sosok berpengaruh yang membimbing saya saat menyentuh bidang strategi komunikasi, namanya pasti jadi yang pertama kali saya sebut. Dia adalah orang yang punya kapabilitas seimbang dalam bidang strategi; pengetahuan bisnis dan empati. Dua prinsip tersebut yang selalu dia tanamkan pada saya untuk memenangkan hati klien.
Pendekatannya pada anggota tim memang santai, tidak ada tembok pemisah. Menurut saya, hal tersebut memberi kemudahan bagi kami untuk menyerap setiap masukan. Tidak jarang kami berdebat dengan dahi berkerut, namun dia selalu terbuka dengan ide baru, sehingga tidak pernah ada friksi lanjutan bahkan setelah debat intensitas tinggi sekalipun. Saat senggang, tidak ada rasa sungkan untuk bercakap tentang skin care atau grooming.
Oktober 2019 lalu, kami bertemu di sebuah restoran di Senayan. Hari itu adalah hari pertama saya bergabung dengan Flock Creative Network setelah setahun bekerja di bawah bimbingan orang yang kerap disebut ‘supreme leader’ ini. Obrolan awal kami masih seputar pengalaman kami saat bekerja sama, diselingi suntikan motivasi. Setelah beberapa sesap cocktail, saya mulai bertanya tentang latar belakang dan ambisinya di Olrange.
Mengapa disertai dengan pertanyaan mengenai ambisi? Karena di balik karakternya yang cukup santai, saya melihat ambisi besar yang didukung tanggung jawab dan disiplin tinggi. Karakter-karakter tersebut membawa namanya menggaung dalam industri periklanan Indonesia. Pada 2019 lalu, Olrange meraih piala emas pada penghargaan Marketing Interactive untuk kategori Independent Agency of the Year. Pada tahun yang sama, Reza menjadi panelis juri dalam penghargaan Citra Pariwara untuk kategori digital.
Obrolan kami berlanjut ke dalam banyak hal. Mari kita simak setiap poinnya.
*****
Bagaimana cerita di balik terciptanya Olrange?
Sebenarnya ceritanya cukup singkat dan cenderung sedikit nekat juga hahaha. Ide untuk membangun Olrange tercetus sekitar tahun 2010 - 2012 saat saya bekerja di Klix yang merupakan sister company dari SemutApi, kini digabung menjadi SAC Indonesia.
Saya bersyukur bisa belajar berbagai macam hal mulai dari menjaga alur kerja dan integrasi tim internal mulai dari planning hingga eksekusi. Selain itu, diskusi dan evaluasi harian bersama klien menjalankan strategi yg disepakati, terjun ke berbagai macam proyek pitching dari berbagai macam kategori produk menjadikan saya memahami industri ini dari hulu ke hilir, juga bagaimana sebuah perusahaan periklanan bisa berjalan.
Pada pertengahan 2012, saya memang ada kesempatan diajak bergabung ke beberapa agensi besar lain, baik lokal maupun multinasional untuk mempertajam skill saya. Namun, di antara beberapa tawaran tersebut ada satu kesempatan yg cukup menarik dan menantang: membangun sebuah digital agency sendiri.
Bisnis terasebut bisa dijalankan saat baru mendapat minimal satu klien. Seingat saya, butuh waktu dua hingga tiga bulan untuk memikirkan keputusan itu. Tapi di saat yg bersamaan, saya juga merasa sangat tertarik akan develop something from scratch. Akhirnya saya menolak semua tawaran kesempatan bekerja di agency lain dan meyakinkan partner kerja saya dulu di Klix yang hingga saat ini masih menjadi partner saya di Olrange. Kami yakin bahwa ini kesempatan yg menarik, ditambah sedikit rasa nekat dari dalam diri saya yg waktu itu masih berusia 24 tahun.
Singkat cerita, dengan penuh peluh, Olrange berhasil mendapat tiga klien di tahun pertamanya. Saat itu kami menjalankan bisnis dengan tim berjumlah kurang dari sepuluh orang. Karena memang segala suatunya diusahakan sendiri, mulai dari clients networking, countless pitch, recruitment, hingga masalah keuangan dan perpajakan. Semua usaha itu menjadikan kami sangat agile, berani eksplorasi, bekerja dengan efektif dan efisien.
Baca Juga: Menjadi Strategist yang Well Rounded Bersama Yulita Alvernia
Mengapa awalnya fokus di digital? Apakah ada alasan khusus?
Pilihan untuk berfokus di digital karena memang dari awal bekerja di Klix (2010 - 2012) teritori bisnisnya berada di kolam tersebut.
Selain itu, permasalahan kanal yang tepat untuk pemasaran. Saat menggali insight hingga ide kreatif, pertarungan sebenarnya baru terjadi saat kita menjalankan semua itu dengan momentum yang tepat di kanal yg tepat, dan semuanya harus bisa terukur sehingga kita bisa melihat langsung bagaimana impact yang dihasilkan. Digital jadi salah satu kanal prominen untuk semua hal yang disebutkan.
Lalu matrikulasi hasil dengan data yang tepat. Data akhirnya berperan penting tidak hanya dlm kegiatan marketing namun juga mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Kanal digital juga mendukung sesuatu untuk berkembang dengan pesat, didorong oleh kebutuhan penetrasi merk yang semakin besar yang dilakukan dengan inovasi. Hal-hal tersebut membuat saya tertarik untuk membawa bisnis ini jadi fokus dalam kanal digital terlebih dahulu.
Memulai bisnis digital bukan hal yang mudah karena jumlah pemain yang semakin banyak. Bagaimana membuat Olrange menjadi agency yang terus tumbuh hingga saat ini?
Melihat kembali, tahun pertama Olrange di 2013 nampaknya jadi era yg cukup menarik di industri periklanan di Indonesia, karena semua orang berbondong-bondong membuat digital agency. Saya rasa karena memang potensinya sangat besar, melihat semua brand tertarik untuk mencoba.
Sekarang mungkin landscape-nya sudah mulai sedikit berbeda. Cukup penting bagi brand untuk memilih agency yang tepat untuk jadi partner mereka dalam membantu kegiatan pemasarannya. Perubahan yang kerap terjadi dengan cepat membuat tantangan dalam kegiatan pemasaran sebuah brand juga semakin besar.
Olrange membantu sebuah brand melihat perubahan tersebut dan mengoptimalisasi strategi yang dilakukan agar memberikan impact ke konsumen yang dituju. Kecepatan sebuah agency dalam adaptasi perubahan pun menjadi penting untuk tetap bertahan. Alur koordinasi dalam pekerjaan tidak boleh panjang, komunikasi dengan klien harus dilakukan dengan cepat untuk mendukung performa sebuah agency.
Selain itu, budaya kerja yang diyakini Olrange adalah kolaborasi bersama klien untuk mengeksplorasi, mencoba hal baru yang potensial memberikan impact besar. Hal tersebut dilakukan untuk membangun chemistry & brand ownership demi kepuasan kedua belah pihak.
Dalam sebuah wawancara bersama dengan Marketing Interactive tertulis bahwa “companies are seeking efficiency – competitive price points, spending transparency, along with measurability and return on investment.” Bagaimana hal tersebut memengaruhi pertumbuhan Olrange?
Semua tenting efisiensi dan efektifitas. Efisiensi adalah alur kerja yang baik dan transparan, komunikasi yang cepat dan tidak ber-layer, juga hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berkaitan dengan hasil, efektifitas jadi hal utama dalam hubungan Olrange dengan klien-kliennya; salah satunya adalah menawarkan one-stop-solution untuk kegiatan pemasaran klien seperti programatic ads, production house, analytic, search optimisation, dan lain-lain.
Baca Juga: A New Life in Ecuador with Suger Octaviani
Adakah pendekatan tertentu yang digunakan Olrange dalam praktik periklanan digital?
Mengerti keinginan, minat, dan budaya konsumen dan brand adalah DNA bisnis Olrange. Tim kami terbiasa untuk mempelajari secara mendalam permasalahan yg dihadapi oleh klien; konsumennya, kompetisinya, trend, serta inovasi & teknologi yg digunakan. Dengan acuan tersebut, kami bisa membuat sebuah strategi komunikasi dan konsep kreatif yang dapat dijalankan, baik dari jangka pendek maupun jangka panjang.
Olrange: Bermain, belajar, dan berkarya. |
Dalam menjalankan bisnis digital dengan tim besar, apa hal paling menantang?
Bagaimana menjaga tim yang solid di tengah persaingan talen yang sangat tinggi?
Hal yang paling menantang ialah bagaimana tim besar ini bisa mendapatkan playground untuk mereka bisa belajar sekaligus berkarya secara konsisten. Banyak sekali hal yang sebenarnya bisa dicoba, kanal pemasaran baru, perilaku konsumen yang baru, format baru, algoritma baru, dan lain-lain. Rasio jumlah antara klien dan tim harus seimbang tanpa menghilangkan tantangan untuk berkembang.
Siapa sosok yang paling menginspirasi selama berkarir?
Secara personal, saya terinspirasi oleh ibu saya karena beliau menunjukan nilai kekuatan dan betapa pentingnya bersabar serta menjaga semangat untuk terus berusaha.
Dari industri ini, saya mengagumi mentor saya dulu Danny Wirianto atas visi besar dan intuisi tajan beliau dalam industri kreatif serta perekonomian digital negeri ini.
Tim saya di Olrange juga memberikan saya banyak inspirasi. Mereka yang memilih untuk bertahan dan terus berkarya bersama memberi semangat besar untuk mengembangkan Olrange menjadi bisnis lebih baik.
Apa ambisi bisnis yang ingin dicapai (pada jangka pendek dan panjang)?
Dua tahun belakangan, kami sadar bahwa banyak sekali potensi bisnis yang bisa dikembangkan. Kami mulai mencoba untuk melakukan pengembangan unit bisnis independen yang dapat memberikan solusi dan servis baru dalam kebutuhan kegiatan pemasaran dan periklanan.
Waktu makan siang sudah habis, begitu pula dengan obrolan kami. Perbincangan penuh inspirasi kami berakhir pada pesannya pada saya yang berbunyi “ingat untuk selalu belajar dan berkarya, tidak menutup kemungkinan kita bisa bekerja sama lagi nanti”. Sounds like a plan!
Berkenalan dengan Reza Akbar melalui kanal profesionalnya di Linkedin https://www.linkedin.com/in/rezaakbar/?originalSubdomain=id.
Hal yang paling menantang ialah bagaimana tim besar ini bisa mendapatkan playground untuk mereka bisa belajar sekaligus berkarya secara konsisten. Banyak sekali hal yang sebenarnya bisa dicoba, kanal pemasaran baru, perilaku konsumen yang baru, format baru, algoritma baru, dan lain-lain. Rasio jumlah antara klien dan tim harus seimbang tanpa menghilangkan tantangan untuk berkembang.
Siapa sosok yang paling menginspirasi selama berkarir?
Secara personal, saya terinspirasi oleh ibu saya karena beliau menunjukan nilai kekuatan dan betapa pentingnya bersabar serta menjaga semangat untuk terus berusaha.
Dari industri ini, saya mengagumi mentor saya dulu Danny Wirianto atas visi besar dan intuisi tajan beliau dalam industri kreatif serta perekonomian digital negeri ini.
Tim saya di Olrange juga memberikan saya banyak inspirasi. Mereka yang memilih untuk bertahan dan terus berkarya bersama memberi semangat besar untuk mengembangkan Olrange menjadi bisnis lebih baik.
Apa ambisi bisnis yang ingin dicapai (pada jangka pendek dan panjang)?
Dua tahun belakangan, kami sadar bahwa banyak sekali potensi bisnis yang bisa dikembangkan. Kami mulai mencoba untuk melakukan pengembangan unit bisnis independen yang dapat memberikan solusi dan servis baru dalam kebutuhan kegiatan pemasaran dan periklanan.
Waktu makan siang sudah habis, begitu pula dengan obrolan kami. Perbincangan penuh inspirasi kami berakhir pada pesannya pada saya yang berbunyi “ingat untuk selalu belajar dan berkarya, tidak menutup kemungkinan kita bisa bekerja sama lagi nanti”. Sounds like a plan!
Berkenalan dengan Reza Akbar melalui kanal profesionalnya di Linkedin https://www.linkedin.com/in/rezaakbar/?originalSubdomain=id.
*** Click banners below to see more contents from this blog***
Komentar
Posting Komentar