#JagaJarakDulu: Ramadan dan Idul Fitri yang Akan Dirindukan
Foto: Levi Clancy/Unsplash |
Wabah yang hingga April 2020 menjangkiti dua juta orang membuat semua orang panik dan khawatir. Pun begitu dengan umat muslim sedunia, ketar-ketir. Pasalnya, Ramadan akan segera tiba. Namun situasi memaksa semua bertahan di rumah masing-masing demi keamanan bersama.
Ramadan dan Sukacitanya
Sudah terbayang segarnya sirup dingin dan aneka kudapan berbuka. Biasanya, hari ditutup dengan serangkaian ibadah tarawih bersama. Pada momen ini, yang jauh akan mendekat, yang dekat semakin melekat.
Dalam benak kami, tiga puluh hari akan dilewati penuh dengan suka cita, juga debat di mana-mana. Di media sosial akan mulai timbul konflik kecil mengenai apakah warung harus tetap buka atau tidak. Perdebatan ini akan berlanjut hingga hal terkecil, sampai penyebutan kata ‘amin’ atau ‘aamiin’ yang benar. Dinamika yang menyebalkan, tapi setelah berlalu pasti dirindukan.
Ramadan dan Sukacitanya
Sudah terbayang segarnya sirup dingin dan aneka kudapan berbuka. Biasanya, hari ditutup dengan serangkaian ibadah tarawih bersama. Pada momen ini, yang jauh akan mendekat, yang dekat semakin melekat.
Dalam benak kami, tiga puluh hari akan dilewati penuh dengan suka cita, juga debat di mana-mana. Di media sosial akan mulai timbul konflik kecil mengenai apakah warung harus tetap buka atau tidak. Perdebatan ini akan berlanjut hingga hal terkecil, sampai penyebutan kata ‘amin’ atau ‘aamiin’ yang benar. Dinamika yang menyebalkan, tapi setelah berlalu pasti dirindukan.
Baca juga: Napak Tilas Kopitiam
Dari perspektif saya, ada yang menjadi perekat pada momen-momen di atas, makanan dan meja makan. Bayangkan pada situasi normal semua manusia berusaha keras pulang lebih awal untuk nikmati hidangan berbuka. Setiap hari pertama bulan Ramadan, saya sering malas pulang karena kereta penuh bukan main. Namun saya mengerti, betapapun sederhananya, berbuka puasa bersama keluarga jadi momen langka yang istimewa. Rasanya lebih hangat.
Dari perspektif saya, ada yang menjadi perekat pada momen-momen di atas, makanan dan meja makan. Bayangkan pada situasi normal semua manusia berusaha keras pulang lebih awal untuk nikmati hidangan berbuka. Setiap hari pertama bulan Ramadan, saya sering malas pulang karena kereta penuh bukan main. Namun saya mengerti, betapapun sederhananya, berbuka puasa bersama keluarga jadi momen langka yang istimewa. Rasanya lebih hangat.
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/NZ/12. |
Warung-warung kecil kebanjiran pesanan untuk berbuka bersama. Di Bendungan Hilir, pasar kaget jadi titik temu warga mencari hidangan berbuka. Bagi pedagang, saatnya panen raya. Dagangan laku keras sebelum suara adzan dikumandangkan.
Diawali Sukacita, Diakhiri Perasaan Gembira
Kami mengakhiri Ramadan dengan gema takbir. Paginya, semua berkumpul melakukan ibadah yang sifatnya fardu kifayah. Hari berlanjut dengan bermaaf-maafan. Gelak tawa membahana membahas yang tidak perlu. Lagi-lagi timbul perdebatan mengenai bagaimana cara menjawab ‘kapan kawin?’ Alur percakapan di media sosial mulai ramai mengenai fenomena ini sejak pagi, bergulir hingga malam hari.
Dihadapkan dengan pertanyaan mendesak macam itu, makanan yang jadi pelarian saya. Enggan menjawab pertanyaan tidak penting, saya memilih mengudap kue kering yang tersedia di atas meja. Susunan toples berisi aneka kue manis atau keripik menjadi benteng pelindung.
Diawali Sukacita, Diakhiri Perasaan Gembira
Kami mengakhiri Ramadan dengan gema takbir. Paginya, semua berkumpul melakukan ibadah yang sifatnya fardu kifayah. Hari berlanjut dengan bermaaf-maafan. Gelak tawa membahana membahas yang tidak perlu. Lagi-lagi timbul perdebatan mengenai bagaimana cara menjawab ‘kapan kawin?’ Alur percakapan di media sosial mulai ramai mengenai fenomena ini sejak pagi, bergulir hingga malam hari.
Dihadapkan dengan pertanyaan mendesak macam itu, makanan yang jadi pelarian saya. Enggan menjawab pertanyaan tidak penting, saya memilih mengudap kue kering yang tersedia di atas meja. Susunan toples berisi aneka kue manis atau keripik menjadi benteng pelindung.
Baca juga: Kuliner Khas Bavaria
Siapa sangka tekstur nastar yang lembut dan isian nanas manis bisa menyelamatkan saya dari lidah kelu. “Ada gunanya juga warisan kolonial ini,” gumam saya dalam hati. Sejak kecil, kukis yang namanya diambil dari kata ananas dan taartjes dalam bahasa Belanda ini memang jadi favorit saya.
Siapa sangka tekstur nastar yang lembut dan isian nanas manis bisa menyelamatkan saya dari lidah kelu. “Ada gunanya juga warisan kolonial ini,” gumam saya dalam hati. Sejak kecil, kukis yang namanya diambil dari kata ananas dan taartjes dalam bahasa Belanda ini memang jadi favorit saya.
Foto: Instagram/limei_65 |
Konon, aneka ragam kue kering ini dibawa imigran Belanda ke Amerika pada abad ke-17 dengan nama Koekje. Kemudian melanglang buana hingga ke Indonesia pada masa kolonial. Historinya panjang dan berliku melewati banyak kontinen. Jasanya besar, memanjakan lidah manusia di seluruh dunia.
Ramadan 2020, #JagaJarakDulu
Kami sedih, tahun ini Ramadan terlihat mendung. Kendati hilalnya terlihat, cerahnya tidak bisa kami pandang. Seperti ada yang hilang.
Yang biasa dilakukan tatap muka dialihkan ke aplikasi daring. Berbelanja, berbuka bersama, hingga minta maaf dengan orang tua. Apa boleh dikata, cuma ini pilihan yang kita punya untuk tetap waras dan berbahagia di tengah wabah yang tidak kenal waktu dan tempat.
Tidak pernah terbayang akan ada sesuatu yang begitu besar sampai Ramadan terasa menyedihkan. Tidak pula pernah terbayang pada Ramadan kali ini akan ada sesuatu tak terlihat yang begitu kuat membangun sekat saat Ramadan begitu dekat.
Tahun ini, ada yang hilang dan akan dirindukan. Tahun ini, banyak yang berpulang dan kehilangan. Tahun ini, sedikit yang bisa dirayakan. Mari berdoa semoga semua bisa ditebus tahun depan.
Penuhi semua kebutuhan Ramadan di Tokopedia. Nikmati berbagai promo Ramadan, hadiah dan penawaran menarik lainnya mulai 1 April - 13 Mei 2020. Jangan lupa top up OVO untuk transaksi belanja online lebih praktis.
Ramadan 2020, #JagaJarakDulu
Kami sedih, tahun ini Ramadan terlihat mendung. Kendati hilalnya terlihat, cerahnya tidak bisa kami pandang. Seperti ada yang hilang.
Yang biasa dilakukan tatap muka dialihkan ke aplikasi daring. Berbelanja, berbuka bersama, hingga minta maaf dengan orang tua. Apa boleh dikata, cuma ini pilihan yang kita punya untuk tetap waras dan berbahagia di tengah wabah yang tidak kenal waktu dan tempat.
Tidak pernah terbayang akan ada sesuatu yang begitu besar sampai Ramadan terasa menyedihkan. Tidak pula pernah terbayang pada Ramadan kali ini akan ada sesuatu tak terlihat yang begitu kuat membangun sekat saat Ramadan begitu dekat.
Tahun ini, ada yang hilang dan akan dirindukan. Tahun ini, banyak yang berpulang dan kehilangan. Tahun ini, sedikit yang bisa dirayakan. Mari berdoa semoga semua bisa ditebus tahun depan.
Penuhi semua kebutuhan Ramadan di Tokopedia. Nikmati berbagai promo Ramadan, hadiah dan penawaran menarik lainnya mulai 1 April - 13 Mei 2020. Jangan lupa top up OVO untuk transaksi belanja online lebih praktis.
Komentar
Posting Komentar