Yang Tersisa dari 2017: IPMI Trend Show & Biennale Jogja XIV
Selamat tahun baru teman-teman! Semoga harapan dan target masing-masing bisa tercapai ya di 2018 ini.
Koleksi Didi Budiardjo pada IPMI Trend Show 2018. | Dok. Pribadi |
Tahun 2017 adalah tahun yang jauh lebih menantang jika dibandingkan dengan 2016. Lebih banyak tekanan dan tantangan, tapi juga banyak pelajaran yang saya dapatkan sepanjang tahun. Salah satu keseruan yang juga sebuah berkah bagi saya adalah mengunjungi HQ Foody Corporation di Ho Chi Minh City, Vietnam.
Untuk yang penasaran bagaimana Foody berjaya di Vietnam dan sedikit info tentang kuliner Vietnam, baca deh Sehari Mengeksplorasi Sudut Kota dan Kuliner Ho Chi Minh City, Vietnam.
Yang membuat 2017 lebih seru lagi, semua tekanan dan keberuntungan terjadi pada setiap lini kehidupan; pekerjaan, pertemanan, percintaan, dan yang terakhir kesehatan. Untuk yang terakhir, saya masih berusaha untuk sembuh. Nanti diceritakan di post yang khusus deh, karena ada beberapa tips yang ingin saya bagikan kepada teman-teman.
Di penghujung 2017 lalu, ada dua helatan yang belum sempat saya tulis di sini. Seharusnya bisa saja saya lewati, tapi keduanya sungguh menarik sehingga sayang jika cerita dan fotonya hanya bertahan di kamera saya saja.
IPMI Trend Show 2018
Helatan fesyen ini tidak dikemas dalam acara peragaan busana, melainkan instalasi pameran yang interaktif. Berlokasi di Mall Senayan City, IPMI Trend Show 2018 dihadiri oleh banyak tokoh, seperti Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif) dan para pesohor yang dekat dengan dunia fesyen. Mengusung tema "UNITY", IPMI memiliki mimpi untuk menggabungkan kekuatan masing-masing anggotanya untuk menyajikan persfektif yang berbeda pada panggung mode tanah air.
Triawan Munaf yang hadir membuka IPMI Trend Show 2018 berfoto bersama Mel Ahyar dan pihak Senayan City. | Dok. Pribadi |
Desainer anggota IPMI yang berpartisipasi adalah Andreas Odang, Didi Budiardjo, Sutanto Danuwidjaja, Liliana Lim, Mel Ahyar, Norma Hauri, dan Stella Rissa. Masing-masing desainer menyajikan tema yang jauh berbeda pada busana yang dipamerkan.
Baca juga: See Now Buy Now: Moda Penjualan Koleksi Fashion yang Kini Hadir di Indonesia
Mel Ahyar mencoba mengangkat isu feminisme dalam karyanya. Beberapa item menyertakan kutipan yang ekspresif dan menggelora. Stella Rissa menceritakan kompleksitas seorang perempuan lewat koleksi monokrom yang berpola rumit.
Koleksi Mel Ahyar yang menyuarakan feminisme melalui fesyen. | Dok. Pribadi |
Stella Rissa memamerkan pola rumit dalam kesederhanaan warna. | Dok. Pribadi |
Biennale Jogja XIV: Stage of Hopelessness
Sudah pernah baca tulisan saya tentang Jakarta Biennale, belum? Kalau belum, baca dulu yuk artikel berjudul Jakarta Biennale: Memo Lampau Hingga Kini.Saya tidak begitu paham dengan dunia seni yang kadang bisa sangat sederhana, lalu esok jadi begitu kompleks. Tapi, helatan dua tahunan ini selalu mengangkat tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Medium seni yang dipamerkan juga beragam, membuat para penikmatnya bebas memilih medium apa yang mereka minati.
Kata sambutan ketika memasuki area pameran. | Foto Dok. Pribadi |
Pada pameran yang ke-14, Biennale Jogja bekerjasama dengan 12 perupa dari Brazil. Para seniman memamerkan karyanya di Jogja National Museum. Tiga lantai area pamer memiliki mood yang berbeda-beda.
Selain menikmati seni, pengunjung Biennale Jogja XIV juga memanfaatkan instalasi sebagai latar foto. Kreatif! | Foto Dok. Pribadi |
Pengunjung Biennale Jogja XIV terlihat sangat menikmati interaksi mereka dengan medium seni yang dipamerkan. Beberapa fokus dengan karya seni, yang lain berfoto-foto.
Wisnu Auri, 'Menelan dan Melaju'. Salah satu karya favorit saya di Biennale Jogja XIV. | Dok. Pribadi |
Karya yang menarik perhatian saya tidak terlalu banyak, karena kondisi ruang pamer yang cukup padat dan pendingin ruangan yang tidak terasa. Tapi beberapa yang saya suka bertemakan kebebasan dan pencarian kembali jati diri seseorang.
Itu dia dua acara di tahun 2017 yang saya hadiri. Seru! Dan saya sangat tidak sabar untuk melihat acara-acara menarik di 2018.
Eh iya, saya sekarang punya Youtube channel! Masih amatir, tapi mudah-mudahan layak ditonton. Tonton dan berikan feedback ya :)
That Wisnu Auri, 'Menelan dan Melaju' art is so good!
BalasHapusLove the photograph as well x
www.arindapuspitasari.com